Entri Populer

Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

20 Oktober, 2010

Pelayanan Air Yang Buruk
















KEMARIN pagi sekitar pukul 9:30 pagi dengar mengendarai sepeda motor saya bergegas ke kantor Perusaahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kab. Buton. Gas motor kutancap sedikit terburu-buru karena masih banyak kerjaan yang harus diselesaikan dan masih harus ngantri lagi ke loket pembayaran Listrik dan telephone di bank BNI cab. Baubau. Apalagi katanya batas pembayaran tagihan tiap bulan hingga tanggal 20. Tentu saja ada bayaran tambahan bila telat bayar. Jarak rumah sy ke kantor PDAM Kab. Buton kurang lebih 1 km. Warga Baubau lebih akrab menyebut daerah itu sebagai kilo satu. Mungkin saja karena jaraknya kurang lebih satu kilometer dari titik nol depan pelabuhan Murhum Baubau.

Sesampai di depan pintu gerbang kantor PDAM Kab. Buton,loket pembayaran sudah terlihat. Tepat didepannya saya memarkir motor karena loket tersebut memang berhadapan dengan tempat parkir. Didepan loket tampak beberapa orang laki-laki dan Ibu-Ibu dengan wajah menggerutu dan mulut komat-kamit setengah berbisik sembari memandangi lembaran tagihan airnya. Sementara seorang laki-laki agak berdebat dengan petugas loket menyangkut pembayaran tagihan air bulan ini (September). Rupa-rupanya orang-orang tersebut sedang mengeluh soal naiknya tarif pembayaran air.

Sehari sebelumnya memang saya telah mendengar cerita dari seorang kerabat bahwa ia abis “ngamuk” dikantor PDAM Kab. Buton.

“..bagaimana mo tidak marah-marah biasanya saya membayar tagihan air tak smpai 100rb tiba-tiba tagihan air saya bulan ini 260an rb. Coba hitung Min,berapa persen itu naiknya..” tegasnya meluap-luap.

Saya lalu memasukkan lembaran tagihan air bulan sebelumnya ke loket sambil bertanya pada Ibu yang bertugas diloket tersebut.

Ada kenaikan tarif pembayaran air ya..? tanyaku
Iya..,lihat saja pengumumannya tertempel di kaca depan..,” spontan Si Ibu petugas

Sambil menunggu panggilan,saya lalu mencari tahu pengumuman tersebut. Disitu disebutkan alasan kenaikan tarif pembayaran air karena sejak tahun 2004 tagihan tidak pernah dinaikkan, makanya pesti ada penyesuaian harga.

Sebagai orang awam menurutku alasannya kurang tepat. Harusnya yang menjadi alasannya adalah sebagai upaya peningkatan pelayanan dan kualitas air bagi pelanggan. Ditambah lagi tak dijelaskan berapa persen kenaikan tarif tersebut biar pelanggan dapat memprediksi berapa tagihan tiap bulannya kedepan.

Tidak lama kemudian nama yang tertera pada lembar rekening saya dipanggil. Saya menghampiri loket tersebut. Kaget sambil rasa agak marah melihat lembar rekening,pembayaran tagihan air untuk bulan ini sebesar Rp. 273.150.

“..kenapa mahal begini Bu. Saya tidak merasa memakai air sebanyak ini karena air PDAM Kab. Buton jarang mengalir. Kalaupun mengalir kualitasnya buruk karena bercampur lumpur..”

Si Ibu hanya diam tak berkomentar. Rupanya Ia pun tak tahu menahu akan hal itu. Ia hanya menjalankan tugas dan kebijakan dari atas.

Aakh saya sangat jengkel setelah mengetahui tagihan air saya. Betapa tidak pembayaran Bulan sebelumnya Rp120.850 dan biasanya memang tak lebih dari 130ribuan. Tapi kali ini naik lebih dari 150ribu rupiah (Rp. 273.150).

Sebenarnya tidak menjadi masalah seberapa tinggipun pembayaran tagihan air PDAM Kab. Buton asalkan setimpal dengan pelayanan dan mutu air yang didapatkan dirumah-rumah pelanggan. Tetapi faktanya kualitas air sangat buruk. Kondisi air yang sampai ke bak penampungan pelanggan keruh bercampur lumpur. Apalagi pada waktu hujan. Air tersebut tak bisa langsung digunakan untuk aktivitas sehari-hari di rumah. Harus dibiarkan selama sehari agar lumpurnya mengendap. Kamar mandi dan bak penampungan dirumah saya semakin lebih sering dibersihkan dan dikuras karena lumpur yang terikut oleh air. Butiran lumpur tadi juga lengket ke pakaian saat mencuci. Apalagi pakaian tersebut berwarna putih. Kurang lebih 20 tahun rumah saya berlangganan air ke PDAM Kab. Buton tetapi pelayanan dan kualitas air tidak bertambah baik. Justru sebaliknya bertambah buruk. Ini ironi pelayanan PDAM Kab. Buton.




Sebagai orang awam kadang-kadang saya bertanya-tanya dalam hati. Kok PDAM Kab. Buton tak pernah memperbaiki pelayanannnya. Mungkin saja karena pelanggannya kebanyakan adalah warga Kota Baubau sehingga ia acuh tak acuh. Sebab faktanya sangat banyak rumah-rumah warga Kota Baubau kebutuhan air bersihnya masih dilayani oleh PDAM Kab. Buton ketimbang PDAM Kota Baubau sendiri. Ini konsekuensi dari pemekaran. Pemerintah Kabupaten Buton sebagai daerah induk masih merasa memiliki asset PDAM tersebut termasuk para pelanggan didalamnya. Akibatnya Kota Baubau sebagai daerah hasil pemekaran harus mengadakan sendiri Perusahaan daerah Air Minum.

Sebagai orang awam pula terkadang saya bertanya-tanya, memang boleh ya satu perusahaan daerah “menggarap” ke daerah lain? Katakanlah PDAM Kab. Buton sebagai penyedia layanan air di Kota Baubau. Hal inipun terjadi karena konsekuensi politik (pemekaran)?. Terkadangpun saya berpikiran agak “nakal” bahwa gejolak sosial Kota Baubau gampang saja dibuat rusuh karena hajat hidup warga kota yakni air masih dikuasai oleh pihak luar.

Pertanyaan “bodoh” lain yang sempat muncul dalam benak saya, PDAM Kab. Buton yang notabene berorientasi profit dan dibawah kendali Pemerintah Kab. Buton kok menaikkan tarif pembayaran pelayanan air satu tahun menjelang PILKADA di Kabupaten Buton ya..??

Aach ini hanya pikiran awam saya yang termantik oleh pelayanan buruk PDAM Kab. Buton..,

Baubau,20 Oktober 2010
pukul 12.00
saat perasaan masih kesal.,