Entri Populer

Pages

28 Oktober, 2012

LEKAS SEMBUH, ANAKKU..




LEKAS SEMBUH, ANAKKU..


            ...Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri...
(penggalan puisi Gibran)


Saban hari suara mu begitu ceria.  Pekikan tawamu mengekspresikan kebebasan dan keluguan.  Gerakmu lincah bak penari balet menarik perhatian semua orang.  Sorot matamu dalam memancarkan kemurnian kasih sayang yang mengharapkan kemanjaan.  Engkau mencoba merengkuh dunia dengan genggaman jemarimu yang lentik, lalu mencoba berdiri tegak namun terjatuh lagi.  Tetap engkau tersenyum, mencoba berdiri lalu mengayunkan kaki selangkah demi selangkah.

Namun beberapa hari ini suaramu terdengar lirih.  Perjuangan terhenti tak bergairah dan hanya ingin selalu dalam dekapan hangat Ibu.   Ekspresimu tak ceria dan air mukamu nampak murung.  Amirah lagi sakit, seisi rumah ikut bersedih.


Pulasnya Tidur Amirah
 “kenapa anakku..?” Ibu bertanya. Dari respon Amirah yang tak seperti biasanya seisi rumahpun tahu, Amirah sedang sakit.  

“Anakku sayang, biarlah Ibu yang mengambil sakit mu” desah Ibu.

Ayah, badan Amirah agak panas dan pilek” kata istriku, Ibunya Amirah.  Biasanya setiap istriku menelpon, Amirah pasti dengan semangat meraih handphone dari tangan Ibunya.  Ia seakan tahu di sebelah sana ada ayahnya.  Saya cuma mendengar suara terbata manja dari balik telepon.  Amirah sudah mengambil alih telepon Ibunya.  Ia seolah sedang mengadu dan bercerita tentang apa yang telah ia lakukan hari ini.

Kudengar suara mungil yang kalimatnya tak pernah sempurna, membuat rinduku semakin sangat membatin dalam dada. Na..,na..,na..,na..! Na..,na..,na..,na..! kalimat yang nampak jelas yang mewakilkan semua maksud yang ingin ia adukan padaku.

Namun terkadang sesekali terdengar dari mulut Amirah yang mungil “ Ayah..”. ia berhasil memanggilku. Ya, itu sapaan yang selalu diajarkan ibunya untuk memanggilku.  Ingin sekali rasanya saya mendekap tubuh Amirah yang mungil.  Terkadang tanpa sadar butiran air menetes dari sudut mataku.

Saya meninggalkan Amirah sudah hampir tiga bulan lamanya untuk melanjutkan studi ke Institut Pertanian Bogor. Saat itu, usia Amirah sekitar tujuh bulan dan kini usianya sembilan bulan lebih.  Saya tak melihat lagi momen terpenting dalam hidupnya.  Saat saya meninggalkannya, Amirah masing ompong dan baru belajar duduk.  Kini, dua gigi mungil telah tumbuh di gusi depan bagian bawah.  Senyumnya semakin lucu dengan dua gigi itu.  Yang lebih mengejutkan Amirah sudah belajar berdiri sendiri.  Ia meraih segala sesuatu disekitarnya yang lebih kokoh untuk menopang tubuhnya yang mungil.  Kendati sering terjatuh, ia tak menyerah untuk selalu mencoba berdiri kembali.

Satu persatu kaki kecilnya menggapai langkah.  Perlahan-lahan hingga mulai mahir melangkah.  Ibunya cerita,  saat ini Amirah semakin berani mengambil tantangan.  Ia ingin berdiri sendiri tanpa berpegang pada sesuatu yang kokoh untuk menopang tubuhnya.  Ia sudah melakukan berkali-kali namun gagal.  Mencobanya lagi namun masih gagal.  Usahanya begitu keras. 

Hingga suatu pagi, diatas tempat tidur ia mencoba berdiri dan berhasil.  Namun hanya beberapa detik ia terjatuh kembali.  Kata Ibunya, Amirah begitu bahagia berhasil untuk pertama kali dapat berdiri sendiri kendati hanya beberapa detik saja.  Saking senangnya, ia mengguling-gulingkan tubuhnya diatas kasur sambil tertawa.  Dua buah giginya yang mungil membuat tingkahnya semakin lucu.

Namun tadi siang, tak seperti biasa suara cerianya menghiasi speaker handphone-ku.  Amirah sedang sakit.  Badannya panas dan hidungnya pilek.  Iklim panca roba, jangankan anak kecil, tubuh orang dewasapun bereaksi.  Atau bisa jadi giginya yang lain akan tumbuh lagi sehingga mempengaruhi metabolisme tubuh Amirah.  Entahlah, yang jelas Amirah sedang sakit.  Seisi rumah jadi ikut bersedih.

Anakku sayang, bangkitlah.,
Zaman sedang mengangkang angkuh di depanmu
Takuklukkan dunia dengan genggaman jemari lentikmu
Tegakkan kedua lututmu dan melangkahlah di atas pentas zamanmu

Anakku sayang,
Lekas sembuh yah Nak. 
Jangan pupuskan keceriaanmu
Doa ayah selalu untukmu. 
Tak lama lagi, Ayah akan kembali
Menemanimu bermain dan belajar.


Kompleks IPB Darmaga, 28 Oktober 2012.
Pukul 00:29 WIB
Saat rindu yang membatin pada anakku Amirah.,



Beberapa Foto Lucu Anakku Amirah

Asyik bermain bersama Ibu


Malu ach baru bangun..

lagi senang-senangnya


Foto Bareng Ayah

Pose ala model bersama Ibu



1 komentar: