LEKAS
SEMBUH, ANAKKU..
...Mereka
adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri...
(penggalan puisi Gibran)
Saban hari suara
mu begitu ceria. Pekikan tawamu
mengekspresikan kebebasan dan keluguan.
Gerakmu lincah bak penari balet menarik perhatian semua orang. Sorot matamu dalam memancarkan kemurnian
kasih sayang yang mengharapkan kemanjaan.
Engkau mencoba merengkuh dunia dengan genggaman jemarimu yang lentik,
lalu mencoba berdiri tegak namun terjatuh lagi.
Tetap engkau tersenyum, mencoba berdiri lalu mengayunkan kaki selangkah
demi selangkah.
Namun beberapa
hari ini suaramu terdengar lirih.
Perjuangan terhenti tak bergairah dan hanya ingin selalu dalam dekapan
hangat Ibu. Ekspresimu tak ceria dan
air mukamu nampak murung. Amirah lagi
sakit, seisi rumah ikut bersedih.
Pulasnya Tidur Amirah |
“kenapa
anakku..?” Ibu bertanya. Dari respon Amirah yang tak seperti biasanya seisi
rumahpun tahu, Amirah sedang sakit.
“Anakku sayang, biarlah Ibu yang mengambil
sakit mu” desah Ibu.
“Ayah, badan
Amirah agak panas dan pilek” kata istriku, Ibunya Amirah. Biasanya setiap istriku menelpon, Amirah
pasti dengan semangat meraih handphone dari tangan Ibunya. Ia seakan tahu di sebelah sana ada
ayahnya. Saya cuma mendengar suara
terbata manja dari balik telepon. Amirah
sudah mengambil alih telepon Ibunya. Ia
seolah sedang mengadu dan bercerita tentang apa yang telah ia lakukan hari ini.
Kudengar suara
mungil yang kalimatnya tak pernah sempurna, membuat rinduku semakin sangat
membatin dalam dada. Na..,na..,na..,na..! Na..,na..,na..,na..! kalimat yang
nampak jelas yang mewakilkan semua maksud yang ingin ia adukan padaku.
Namun terkadang
sesekali terdengar dari mulut Amirah yang mungil “ Ayah..”. ia berhasil
memanggilku. Ya, itu sapaan yang selalu diajarkan ibunya untuk memanggilku. Ingin sekali rasanya saya mendekap tubuh
Amirah yang mungil. Terkadang tanpa sadar
butiran air menetes dari sudut mataku.
Saya
meninggalkan Amirah sudah hampir tiga bulan lamanya untuk melanjutkan studi ke
Institut Pertanian Bogor. Saat itu, usia Amirah sekitar tujuh bulan dan kini
usianya sembilan bulan lebih. Saya tak
melihat lagi momen terpenting dalam hidupnya.
Saat saya meninggalkannya, Amirah masing ompong dan baru belajar
duduk. Kini, dua gigi mungil telah
tumbuh di gusi depan bagian bawah.
Senyumnya semakin lucu dengan dua gigi itu. Yang lebih mengejutkan Amirah sudah belajar
berdiri sendiri. Ia meraih segala
sesuatu disekitarnya yang lebih kokoh untuk menopang tubuhnya yang mungil. Kendati sering terjatuh, ia tak menyerah
untuk selalu mencoba berdiri kembali.
Satu persatu
kaki kecilnya menggapai langkah. Perlahan-lahan
hingga mulai mahir melangkah. Ibunya
cerita, saat ini Amirah semakin berani
mengambil tantangan. Ia ingin berdiri
sendiri tanpa berpegang pada sesuatu yang kokoh untuk menopang tubuhnya. Ia sudah melakukan berkali-kali namun
gagal. Mencobanya lagi namun masih
gagal. Usahanya begitu keras.
Hingga suatu
pagi, diatas tempat tidur ia mencoba berdiri dan berhasil. Namun hanya beberapa detik ia terjatuh
kembali. Kata Ibunya, Amirah begitu
bahagia berhasil untuk pertama kali dapat berdiri sendiri kendati hanya
beberapa detik saja. Saking senangnya,
ia mengguling-gulingkan tubuhnya diatas kasur sambil tertawa. Dua buah giginya yang mungil membuat
tingkahnya semakin lucu.
Namun tadi
siang, tak seperti biasa suara cerianya menghiasi speaker handphone-ku. Amirah sedang sakit. Badannya panas dan hidungnya pilek. Iklim panca roba, jangankan anak kecil, tubuh
orang dewasapun bereaksi. Atau bisa jadi
giginya yang lain akan tumbuh lagi sehingga mempengaruhi metabolisme tubuh
Amirah. Entahlah, yang jelas Amirah
sedang sakit. Seisi rumah jadi ikut
bersedih.
Anakku sayang, bangkitlah.,
Zaman sedang mengangkang angkuh di depanmu
Takuklukkan dunia dengan genggaman jemari lentikmu
Tegakkan kedua lututmu dan melangkahlah di atas pentas zamanmu
Anakku sayang,
Lekas sembuh yah Nak.
Jangan pupuskan keceriaanmu
Doa ayah selalu
untukmu.
Tak lama lagi, Ayah
akan kembali
Menemanimu bermain dan belajar.
Kompleks IPB Darmaga, 28 Oktober 2012.
Pukul 00:29 WIB
Saat rindu yang membatin pada anakku Amirah.,
Beberapa Foto Lucu Anakku Amirah
Asyik bermain bersama Ibu |
Malu ach baru bangun.. |
lagi senang-senangnya |
Foto Bareng Ayah |
Pose ala model bersama Ibu |
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus