Entri Populer

Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

20 Oktober, 2010

Pelayanan Air Yang Buruk
















KEMARIN pagi sekitar pukul 9:30 pagi dengar mengendarai sepeda motor saya bergegas ke kantor Perusaahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kab. Buton. Gas motor kutancap sedikit terburu-buru karena masih banyak kerjaan yang harus diselesaikan dan masih harus ngantri lagi ke loket pembayaran Listrik dan telephone di bank BNI cab. Baubau. Apalagi katanya batas pembayaran tagihan tiap bulan hingga tanggal 20. Tentu saja ada bayaran tambahan bila telat bayar. Jarak rumah sy ke kantor PDAM Kab. Buton kurang lebih 1 km. Warga Baubau lebih akrab menyebut daerah itu sebagai kilo satu. Mungkin saja karena jaraknya kurang lebih satu kilometer dari titik nol depan pelabuhan Murhum Baubau.

Sesampai di depan pintu gerbang kantor PDAM Kab. Buton,loket pembayaran sudah terlihat. Tepat didepannya saya memarkir motor karena loket tersebut memang berhadapan dengan tempat parkir. Didepan loket tampak beberapa orang laki-laki dan Ibu-Ibu dengan wajah menggerutu dan mulut komat-kamit setengah berbisik sembari memandangi lembaran tagihan airnya. Sementara seorang laki-laki agak berdebat dengan petugas loket menyangkut pembayaran tagihan air bulan ini (September). Rupa-rupanya orang-orang tersebut sedang mengeluh soal naiknya tarif pembayaran air.

Sehari sebelumnya memang saya telah mendengar cerita dari seorang kerabat bahwa ia abis “ngamuk” dikantor PDAM Kab. Buton.

“..bagaimana mo tidak marah-marah biasanya saya membayar tagihan air tak smpai 100rb tiba-tiba tagihan air saya bulan ini 260an rb. Coba hitung Min,berapa persen itu naiknya..” tegasnya meluap-luap.

Saya lalu memasukkan lembaran tagihan air bulan sebelumnya ke loket sambil bertanya pada Ibu yang bertugas diloket tersebut.

Ada kenaikan tarif pembayaran air ya..? tanyaku
Iya..,lihat saja pengumumannya tertempel di kaca depan..,” spontan Si Ibu petugas

Sambil menunggu panggilan,saya lalu mencari tahu pengumuman tersebut. Disitu disebutkan alasan kenaikan tarif pembayaran air karena sejak tahun 2004 tagihan tidak pernah dinaikkan, makanya pesti ada penyesuaian harga.

Sebagai orang awam menurutku alasannya kurang tepat. Harusnya yang menjadi alasannya adalah sebagai upaya peningkatan pelayanan dan kualitas air bagi pelanggan. Ditambah lagi tak dijelaskan berapa persen kenaikan tarif tersebut biar pelanggan dapat memprediksi berapa tagihan tiap bulannya kedepan.

Tidak lama kemudian nama yang tertera pada lembar rekening saya dipanggil. Saya menghampiri loket tersebut. Kaget sambil rasa agak marah melihat lembar rekening,pembayaran tagihan air untuk bulan ini sebesar Rp. 273.150.

“..kenapa mahal begini Bu. Saya tidak merasa memakai air sebanyak ini karena air PDAM Kab. Buton jarang mengalir. Kalaupun mengalir kualitasnya buruk karena bercampur lumpur..”

Si Ibu hanya diam tak berkomentar. Rupanya Ia pun tak tahu menahu akan hal itu. Ia hanya menjalankan tugas dan kebijakan dari atas.

Aakh saya sangat jengkel setelah mengetahui tagihan air saya. Betapa tidak pembayaran Bulan sebelumnya Rp120.850 dan biasanya memang tak lebih dari 130ribuan. Tapi kali ini naik lebih dari 150ribu rupiah (Rp. 273.150).

Sebenarnya tidak menjadi masalah seberapa tinggipun pembayaran tagihan air PDAM Kab. Buton asalkan setimpal dengan pelayanan dan mutu air yang didapatkan dirumah-rumah pelanggan. Tetapi faktanya kualitas air sangat buruk. Kondisi air yang sampai ke bak penampungan pelanggan keruh bercampur lumpur. Apalagi pada waktu hujan. Air tersebut tak bisa langsung digunakan untuk aktivitas sehari-hari di rumah. Harus dibiarkan selama sehari agar lumpurnya mengendap. Kamar mandi dan bak penampungan dirumah saya semakin lebih sering dibersihkan dan dikuras karena lumpur yang terikut oleh air. Butiran lumpur tadi juga lengket ke pakaian saat mencuci. Apalagi pakaian tersebut berwarna putih. Kurang lebih 20 tahun rumah saya berlangganan air ke PDAM Kab. Buton tetapi pelayanan dan kualitas air tidak bertambah baik. Justru sebaliknya bertambah buruk. Ini ironi pelayanan PDAM Kab. Buton.




Sebagai orang awam kadang-kadang saya bertanya-tanya dalam hati. Kok PDAM Kab. Buton tak pernah memperbaiki pelayanannnya. Mungkin saja karena pelanggannya kebanyakan adalah warga Kota Baubau sehingga ia acuh tak acuh. Sebab faktanya sangat banyak rumah-rumah warga Kota Baubau kebutuhan air bersihnya masih dilayani oleh PDAM Kab. Buton ketimbang PDAM Kota Baubau sendiri. Ini konsekuensi dari pemekaran. Pemerintah Kabupaten Buton sebagai daerah induk masih merasa memiliki asset PDAM tersebut termasuk para pelanggan didalamnya. Akibatnya Kota Baubau sebagai daerah hasil pemekaran harus mengadakan sendiri Perusahaan daerah Air Minum.

Sebagai orang awam pula terkadang saya bertanya-tanya, memang boleh ya satu perusahaan daerah “menggarap” ke daerah lain? Katakanlah PDAM Kab. Buton sebagai penyedia layanan air di Kota Baubau. Hal inipun terjadi karena konsekuensi politik (pemekaran)?. Terkadangpun saya berpikiran agak “nakal” bahwa gejolak sosial Kota Baubau gampang saja dibuat rusuh karena hajat hidup warga kota yakni air masih dikuasai oleh pihak luar.

Pertanyaan “bodoh” lain yang sempat muncul dalam benak saya, PDAM Kab. Buton yang notabene berorientasi profit dan dibawah kendali Pemerintah Kab. Buton kok menaikkan tarif pembayaran pelayanan air satu tahun menjelang PILKADA di Kabupaten Buton ya..??

Aach ini hanya pikiran awam saya yang termantik oleh pelayanan buruk PDAM Kab. Buton..,

Baubau,20 Oktober 2010
pukul 12.00
saat perasaan masih kesal.,

02 September, 2010

Perjalanan Ke Kolagana




Matanya awas tajam menatap hamparan samudra. Kulitnya yang legam menandakan betapa akrabnya Ia dengan dunianya,laut. Baginya hamparan samudra biru adalah bentangan sejuta harapan. Sesekali ia duduk diatas ujung sampannya sembari emlepas pandanganya ke arah samudra. Mungkin saja dalam benaknya ia sedang membuat perhitungan dengan sang samudra. Lalu keceriaan kembali merajainya saat teman-temannya menyapa untuk kembali bermain disela-sela membantu kesibukan orang tuanya yang membudidayakan rumput laut. Sekelompok anak nelayan Kolagana usia 4-7 tahun telah terbiasa dengan hempasan air laut dan cadasnya batu karang.

Beberapa waktu yang lalu bersama keluarga saya pergi melihat kebun almarhum kakek saya di Kolagana. Letak kebun itu tepat dekat laut,luasnya beberapa hektar namun agak landai. Sayang kebun itu hampir tak terurus sama sekali. Saya membayangkan di kebun itu dibangun villa dan pemandaangannya langsung menjorok ke laut. Hanya saja inventasinya pasti sangat besar.

Tak jauh dari situ, ada sebuah sumur tepat dibibir pantai. Anehnya menurut penduduk setempat yang lagi hendak mencuci dan mengambil air minum,air sumur tersebut rasanya tawar dan langsung bisa diminum tanpa dimasak. Sumur itu menjadi sumber utama untuk memenuhi kebutuhan air minum warga Kolagana. Sumur itu menjadi oase bagi warga ditengah tandus dan teriknya alam Kolagana. Setiap hari warga datang berbondong-bondong lalu mencari posisi strategis disekitar sumur untuk melakukan sebagian ritual rumah tangga. Apa lagi kalau bukan mandi, mencuci dan mengangkut air untuk dibawa pulang kerumah. Anak-anak merekapun tak ketinggalan. Setelah puas bermain sampan di laut,bergegas ke sumur untuk menyepul badan mengusir rasa asin yang melekat.

Paman saya begitu akrabnya menyapa setiap warga yang ia temui. Sesekali mereka bercanda dan saling mengejek menggunakan bahasa yang tidak saya mengerti. Menurut cerita paman saya bahwa penduduk Kolagana ini semua adalah orang Baruta. Sejak dulu orang Baruta bermigrasi ke Kolagana dan berkebun. Rupanya tepat didepan Kolagana adalah Baruta,hanya berjarak kurang lebih 500 meter dipisahkan oleh selat Buton. Selat inilah yang setiap harinya dilalui oleh kapal cepat sagori Ekspress dan Super Jet menuju raha dan Kendari. Bahkan kapal PELNI yang berukuran kecil melalui selat itu ketika hendak merapat ke Pelaabuhan Murhum Bau-Bau. Menurut informasi,kendati sempit selat di depan Baruta itu sangat dalam. Menurut cerita Mamaku,Paman saya itu waktu kecil biasa berenang dari Baruta ke Kolagana untuk pergi sekolah.

Dari bahasa yang mereka gunakan sehari-hari, nampaknya termasuk dalam rumpun bahasa Pancana. Rumpun bahasa ini tersebar hampir disetiap pinggiran Pulau Buton dan hampir seluruh bagian Pulau Muna dengan beragam dialek dan beberapa kosa kata dengan fonologi yang agak berbeda. Mereka terkenal sebagai pelaut yang ulung untuk menangkap hasil laut ataupun berdagang. Maknya saat ini banyak dari mereka menetap dan berdagang di daerah timur nusaantara sana. Dalam sebuah catatan yang pernah saya baca bahwa rumpun Pancana ini jauh lebih dulu datang menempati pulau Buton sebelum datangnya Mia Patamiana dari Johor itu.

Nampaknya cukup beralasan ketika antropolog Pelras dari hasil penelitiannya memasukkan bangsa Buton sebagai salah satu dari lima bangsa maritim di Nusantara. Empat bangsa yang lain adalah Bajo, Makassar, Mandar dan Madura.

*************

Anak-anak nelayan Kolagana itu masih terus bermain dengan senyum lugunya. Mereka hanya mengenal dunia laut. Mereka belum tau bahwa disekitar mereka tangan-tangan tak kelihatan (invisible hand) telah lama bergerak mengeksploitasi sumber daya alam. Tak jarang tangan-tangan tak kelihatan itu berselingkuh dengan kekuasaan saling bertanam saham dan berbagi laba. Mereka (mungkin saja) belum sadar bahwa zaman berlari dengan kencangnya digerakkan oleh motor kemodernan. Geliat zaman begitu cepat, dalam hitungan detik dunia terus berubah.

Apakah yang akan terjadi pada anak-anak nelayan Kolagana itu nantinya? Tak mungkin ke-edan-an dunia dijawab dengan ke-lugu-an. Entahlah..,mereka akan tenang-tenang saja selama sumur mereka tak diganggu, orang tua mereka masih bisa membudidayakan agar-agar dan mereka masih bisa bermain sampan di laut Kolagana yang Biru.

Bau-Bau, 2 September 2010
Jam 13:20 WITA.

17 Agustus, 2010

Catatan Kaki Untuk Penentuan Hari Jadi Kota Baubau



Sebentar lagi tanggal 17 Oktober adalah peringatan hari jadi Kota Baubau. Akhir-akhir ini beberapa kelompok tertentu utamanya kelompok yang cukup intens mengkaji tentang budaya Buton mempertanyakan kembali mengenai hari jadi Kota Baubau tersebut. Secara normatif nomor 13 tahun 2001 tentang Pembentukan kota Baubau menetapkan Baubau menjadi sebuah kotamadya tanggal 17 Agustus dan beberapa bulan lagi berdasarkan Undang-undang No. 13 tersebut usia Kota Baubau genap 9 tahun. Beberapa selentingan dari warga kota kemudian mempertanyakan kembali,betulkah Kota Baubau saat ini baru berusia 9 tahun? Sekiranya Baubau baru berusia 9 tahun lantas apakah Baubau sebelum 9 tahun yang lalu tidak menunjukkan fenomena perkotaan? Tidak adakah bukti tertulis atau bukti arkeologis atau setidaknya kajian kesejarahan yang menunjukkan fenomena perkotaan tersebut.

Pertanyaan tersebut sangat mendasar dan mesti terjawab. Memang secara normatif legal formal yang dimuat dalam lembar negara Indonesia bahwa usia Kota Baubau sebagai kotamadya dalam lingkup kesatuan NKRI baru 9 tahun. Hal tersebut ditetapkan melalui Undang-undang No 13 tahun 2001. Hanya saja ketika usia kota Baubau berpatokan pada UU No 13 tahun 2001 tersebut justru mereduksi bahkan menghilangkan aspek kesejarahan dan kebudayaan Baubau itu sendri. Aspek kesejarahan dan kebudayaan Kota sangatlah penting karena inilah yang menjadi karakter, bukti eksistensi warga kota dan spirit pembangunan kota. Sementara UU No 13 tahun 2001 tersebut hanyalah fenomena politik keindonesiaan yang bergulir sejak jatuhnya rezim orde baru,daerahpun menuntut adanya desentralisasi.

Lantas kapankah hari lahir kota Baubau?

Baubau sebagai Sebuah Kota
Sebelum kita menjawab pertanyaan diatas ada baiknya sedikit mengulas tentang definisi kota. Secara etimologi kata kota berasal dari kata kutho (istilah jawa) yang merupakan bangunan tembok keliling yang berfungsi sebagai pengaman dan pembentuk ruang lingkungan. Dalam lingkungan tersebut terdapat pemukiman (intra muros) baik raja dan kerabat, para bangsawan serta masyarakat. Dalam pengertian yang lebih luas kutho menjadi tempat aktivitas ekonomi,politik,administrasi pemerintahan,kegiatan keagamaan dan pusat informasi. Karena kutho menjadi pusat informasi tentu saja akan ditunjang oleh pembangunan infrastruktur. Dari sini kemudian belakangan muncul pemisahan antara kota daan desa.

selain itu kota juga dimaknai sebagai kumpulan individu dan kelompok organisasi dengan jumlah yang sangat besar. Kumpulan ini melahirkan suatu dinamika yang sangat kompleks dan rumit. Interkasi sosial yang terjadi tak hanya sekedar upaya saling mengenal namun di dorong pula oleh motif yang lain yakni motif ekonomi dan politik. Karena adanya heterogenitas maka interaksi tadi sekaligus upaya memperkukuh eksistensi masing-masing baik itu ras,kerabat, profesi, agama dan lain sebagainya. Bentuk interaksipun bermacam-macam tak terbatasi oleh ruang tertantu. Secara eksternal kotapun membangun interaksi keluar dengan kota-kota ataau wilayah yang lain sebagai upaya menjawab kebutuhan warga kota. Secara filosofis kota dapat dimaknai sebagai sebuah pemadatan dan ruang dan waktu. Seluruh aktivitas dan kebutuhan kemanusiaan dilakukaan dan dicapai dalam ruang dan waktu yang sempit dan singkat secara bersamaan.

Spirit Dibalik lahirnya Kota Baubau
Nah, dari definisi kota tersebut lalu bagaimana menentukan fenomena kekotaan Baubau untuk menjadi titik berangkat dalam menentukan hari lahir atau hari jadi kota Baubau..??

Berangkat dari definisi kota diatas, kita dapat saja berfikir secara sederhana menetukanhari lahir Kota Baubau sejak abad ke 14 yakni ketika datangnya mia patamiana yang oleh mereka kemudian mendirikan pata limbona (empat kampung). Atau kita dapat saja kita menentukan hari lahir kota Baubau saat pendirian benteng kesultanan Buton sebagai pusat pemerintahan pada abad ke..... benteng tersebut dibuat mengelilingi semua limbo (kampung) yang ada.

Namun menurut saya penentuan hari lahir Kota Baubau tak hanya sekedar dinisbahkan pada teori-teori tentang perkotaaan. Namun penentuannya harus jauh melompat melampaui teori-teori perkotaan tersebut. Hal ini sangat penting karena penetuan hari jadi Kota Baubau secara langsung harus dapat memberikan kebanggaan kepada warga kota,memberikan inspirasi kepada warga kota dan pembangunan kota serta secara historis dan budaya menunjukkan eksistensi kota. Artinya penentuan hari jadi kota Baubau didasarkan pada momentum besar dan inspiratif dalam lintasan sejarah kota Baubau itu sendiri. Momentum yang dimaksud dapat berupa kejadian peristiwa penting ataupun dinisbahkan pada satu tokoh penting pada masaa lampau

Soekarto Kartoatmodjo, seorang epigraf (ahli epigrafi),mengemukakan beberapa syarat untuk menetapkan hari jadi suatu daerah berdasarkan kajian epigrafi/prasasti dan sejarah. Pertama, dicari yang setua mungkin. Kedua, mampu menimbulkan rasa bangga penduduk dan warga masyarakat seluruhnya. Ketiga, mempunyai ciri khas atau identitas yang jelas. Keempat, bersifat Keindonesiaan.

Hal ini juga dilakukan oleh kota-kota yang lain di indonesia. Berikut beberapa contoh kota tersebut.
• Ternate yang menetapkan hari jadi Ternate pada 29 Desember 1250, waktu saat Sultan Baabullah berhasil mengalahkan dan mengusir Portugis dari bneteng Gamlamo. Peristiwa ini dapat membangkitkan semangat patriotisme dan identitas diri masyarakat Ternate hingga masyarakat ternate mengusulkan Sultan Baabullah sebagai pahlawan nasional. Usia ternate sekarang hampir 760 tahun.
• Palembang sekarang telah berusia 1328 dimana hari jadi Kota Palembang didasarkan pada saat raja Sriwijaya,Sri Jayanasa mendirikan sebuah wanua atau kampung pada tahun 682 M. dari hari jadi ini Palembang ingin mengaskan diri sebagai kota tertua di Nusantara.
• Hari jadi kota Surabaya awalnya diperingati tanggal 1 April 1906. Tanggal ini ditetapkan saat kota Surabaya ditetapkan oleh pemerintah Hindia Belanda bersamaan dengan tiga kota lain yakni Bandung, Medan dan Makassar. Namun petinggi dan tokoh masyarakat Kota Surabaya, awal tahun 1970-an melakukan koreksi tentang Hari Jadi atau Hari Lahir Surabaya karena bernuansa ke-Belanda-an. Akihirnya harai jadi Surabaya dikoreksi menjadi tanggal 31 Mei 1293 karena saat itu tentara Raden Wijaya dari Mojopahit memenangkan peperangan melawan tentara Tar-tar yang dikomandani Khu Bilai Khan dari Cina dan berhasil mengusirnya dari Hujunggaluh, nama desa di muara Kalimas.
• Kota Makassar saat ini berusia 403 tahun. Usia ini didasarkan pada peristiwa penerimaan Islam oleh Raja Gowa / Tallo sebagai agama Kerajaan Pada hari Jum’at tanggal 9 Nopember 1607, bertepatan dengan hari 19 Rajab 1016 H yang ditandai dengan pelasanaan shalat Jum’at secara berjamaah.
• Hari jadi kota Jakarta ditetapkan berdasarkan pada momentum saat Fatahillah berhasil mengusir portugis dan menguasai Sunda kelapa pada tahun 1527.

Lantas momentum apakah yang dapat menjadi titik berangkat lahirnya kota Baubau. Dari sini saya mengusulkan agar penentuan hari jadi atau hari lahir kota Baubau dimulai sejak masuknya islam yakni saat Raja Buton ke enam Murhum menyatakan diri untuk memeluk Islam pada tahun 1542 M (948 H). jika hari jadi kota Baubau didasarkan pada momentum masuknya Islam maka usia Kota Baubau saat ini adalah 468 tahun, jauh lebih tua dari kota Makassar yakni 403 tahun yang juga didasarkan pada masuknya Islam di Kerajaan Gowa/Tallo.

Ada beberapa alasan penting mengapa saya cenderung mengusulkan masuknya Islam ketimbang momentum yang lain untuk dijadikan titik berangkat hari jadi Kota Baubau.

Alasan pertama,
Islam memberikan pengaruh yang sangat kuat baik pada level pemerintah kerajaan Buton maupun masyarakat Buton sampai saat ini. Hadirnya Islam menjadi peletak dasar terbentuknya kesultanan Buton. saat sultan Buton menyatakan diri memeluk agama Islam maka bentuk pemerintahan Kerajaan Buton berubah menjadi Kesultanan. Murhum pun selain menjadi raja Buton ke enam dengan masuknya Islam Murhum menjadi Sultan Buton Pertama.

Alasan Kedua.
Dengan masuknya Islam menjadi peletak dasar kesultanan Buton sebagai sebuah konsep state (negara) modern. Sultan Buton ke IV Dayanu Ikhsanuddin berhasil menyusun satu konstitusi (Undang-Undang Dasar) negara Kesultanan Buton yang yang bercorak tasawuf. Undang-undang ini tak hanya mengatur duniawi seperti urusan politik dan pemerintahan namun juga urusan ukhrawi masyarakat pada saat itu. Dalam Undang-Undang tersebut mampu menjelma menjadi struktur pemerintahan, konsep pertahanan kesultanan Buton dan konsep sosial orang Buton. Undang-undang ini kemudian lebih dikenal dengan Undang-Undang Martabaat Tujuh.

Alasan Ketiga,
Islam mampu membawa Kesultaanan/orang Buton pada tingkat kejayaan. Sejarah mencatat ada banyak sekali tokoh sastra dan karya sastra (kabanti) yang berisikan pesan-pesan moral dan konsep hidup yang kesemuanya bercoraak tasawuf misalnya kabanti Ajonga Yinda Malusa dan Kanturuna Mohelana Karya Idrus Kaimuddin (sultan Buton ke-29). Jauh sebelum taman siswa berdiri (1922) sebagai akibat pengaruh Islam Idrus Kaimuddin mendidirikan institusi pendidikan yang dikenal dengan Zawiah yang juga mengajarkan tasawuf.

Alasan Keempat,
Islam adalah ajaran yang paling berpengaruh terhadap kebudayaan Buton sampaai saat ini termasuk masyarakat Buton. Haroa adalah tradisi budaya Buton yang sampai saat ini masih konsisten dan dipegang teguh oleh waarga Kota Baubau. Tradisi haroa ini dilaksanakan mengikuti hitungan bilangan bulan Islam (hijriah). Tradisi haroa berisikan doa-doa kepada Sang Khalik untuk diberikan rezki,keselamatan dunia akhirat sekaligus ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Pujia-pujian kepada Rasulullah juga dilakukan dalam tradisi ini.

Alasan kelima,
Fenomena keislaman harus dipandang sebagai fenomena globalisasi karena kemunculan Islam bermula dari Asia Tengah saat datangnya seoraang Rasullullah. Islam kemudian tersebar menyebarangi samudera dan menggapai seantero dunia yang dibawa oleh para sahabat rasul, ulama dan pedagang Islam. Dengan masuknya Islam ke tanah Buton pada abad ke-16 ini menandakan bahwa kesultanan Buton sejak dahulu telah bersentuhan dan berhubungan dengan belahan dunia lain. Hubungan ini tentu saja meniscayakan adanya hubungan ekonomi,politik dan akulturasi budaya. Salah satu ciri kota modern adalah mampu membangun hubungan keluar.

Alasan keenam,
Alasan ini (mungkin saja) cenderung agak politis dan psikologis. Penentuan ulang tahun Kota Baubau harus mampu membawa Kota Baubau keluar dari bayang-bayang tafsiran sejarah nusantara bagian timur. Sejarah kebudayaan Buton saat ini cenderung dibawah bayang-bayang tafsir sejarah dominan yakni Makassar dan Ternate. Dalam buku-buku pelajaran sejarah nasional,kerajaan besar nusantara bagian timur hanyalah kerajaan Makassar dan Ternate. Sementara sejarah kesultanan Buton adalah sejarah yang terabaikan dalam etalase sejarah nasional. Masuknya Islam sebagai titk berangkat hari jadi kota Baubau maka usia Kota Baubau jauh lebih tua dibanding kota Makassar yaang sama-sama mengambil momentum awal mula masuknya ajaran Islam.

Maka mari rayakan hari jadi Kota Baubau yang ke 468 tahun pada tanggal 17 Oktober 2010 nanti.

Baubau, 17 Agustus 2010.

01 Juli, 2010

Selamat Berpulang Sahabatku Ali..,




Asap rokok masih saja terus mengepul diatas kepala kami seolah sedang terjadi kondensasi awan dikala akan hujan. Ruangan sekejab dikuasai aroma Tar dan nikotin. Wangi shampoo dirambut gondrong kami menjadi tak jelas setelah bereaksi dengan partikel asap rokok. Dengan PeDenya kami melepas baju sehingga badan kami yang ceking yang tak pernah penuh diisi asap rokok menjadi jelas. Ruas-ruas rusuk didada begitu menonjol kentara karena lebih sering diisi oleh asap rokok ketimbang makanan yang bergizi. Betapa tidak, selera makan menjadi hilang saat Tar dan nikotin yang berbentuk asap bereaksi sempurna dalam tenggorokan dengan senyawa kafein kopi. Menurut kami itu adalah kempurnaan luar biasa. Hasilnya, lambung kami semakin akrab dengan Maag.

Saat itu sudah tengah malam. Kami belum saja tidur. Mata kami masih tetap terjaga karena mulut kami masih bersemangat komat-kamit membahas tentang pengkaderan mahasiswa. Ini kami lakukan hampir setiap malam dengan ikhlas karena pesan-pesan senior sudah terpatri. “ini demi keberlanjutan pengkaderan mahasiswa,ini demi bangsa dan peradaban yang lebih baik. Karena mahasiswa adalah pelatuk perubahan dan memiliki fungsi control sosial”

Ruangan HIMAGRO (Himpunan Mahasiswa Agronomi) menjadi saksi segala aktivitas kami. Ruangan HIMAGRO merekam dan menjadi pendengar terbaik setiap rencana gerakan dan agenda kelembagaan yang akan kami lakukan. Itu rutinitas setiap malam saat masih mahasiswa bersama sahabat saya Alisastrawansyah dan sahabat-sahabat yang lain enal, masluki, Phay, ilo,jullo,alam dan teman-teman yg lain.

*********
Pagi ini,tepatnya jam setengah sepuluh teman saya Firman yang sekarang lagi menempuh S2 d jogja mengirim kabar via Short Message Service bahwa saudara kita Alisastrawansyah baru saja meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Saya sangat terkejut dan agak sedikit trauma bercampur sedih yang mendalam. Betapa tidak, dalam selang yang tidak seberapa lama mendapat dua kabar duka dipagi hari. Beberapa waktu yang lalu dosen saya yang tercinta Pak Nurman sekarang saudara kami Alisastrawansyah giliran berpulang

Saya segera menyebarkan berita duka ini kepada teman-teman sembari mencari informasi ke teman-teman emngenai kronologis kecelakaan. Informasi yang saya dapat, Ali,begitu sapaan akrab Alisastrawansyah, meninggal begitu sampai di rumah sakit umum Masamba. Salah seorang yang berada di tempat kejadian melihat handphone Ali dan dipanggilan keluar ada tercantum nama Masluki. Masluki lalu dihubungi untuk segera ke Masamba dan kebetulan Masluki tinggal di palopo sekitar 1 jam ke Masamba.

Cerita yang saya dapatkan dari Masluki dan Amril yang menyusul kemudian ke rumah sakit, kejadiannya jam setengah 7 pagi. Ali menyetir mobil Taft bersama mertua dan iparnya hendak menuju Makassar. Kecelakaan terjadi saat mobil yang dikendarai Ali tabrakan dengan Bus besar antar kota yang melaju kencang dari arah Makassar. Tabrakan nampaknya sangat keras karena mobil yang dikendarai Ali rusak berat. Ali meninggal saat tiba d rumah sakit dan mertuanya meninggal ditempat sementra iparnya sempat kritis dirumah sakit lalu menyusul meninggal beberapa jam kemudian.

Lalu terpikir oleh saya bagaimana ketika keluarga Ali mendengar berita ini yang sekarang berdomisili di Takalar. Ali baru saja menikah setahun lebih dan istrinya baru saja melahirkan. Buah hati hasil pernikahan mereka terpaksa yatim sebelum lahir. Saya membayangkan bagaimana perasaan istri sahabat saya itu. Baru saja bahagia karena telah dikaruniai momongan sirna sekejab berganti duka karena Ali suami tercinta, ayah dan adiknya berpulang dengan tiba-tiba dan tragis. Rencana untuk membina keluarga dan membesarkan anak pun pupus berganti duka yang teramat berat. Aakh..,saya jadi tak tahan membayangkan itu. Tak terasa mata ini jadi berkaca-kaca.

Saya masih teringat saat dikampus dulu bersama Ali. Sembari mengisap dalam-dalam rokok dan segelas kopi berdua di Mak Atang (salah satu langganan pedagang kaki lima dekat jurusan tempat kami biasa mengutang), kami sering berceloteh tentang “ketailasoan sosial”. Itu istilah yang kami gunakan untuk menggambarkan kondisi sosial yang carut-marut akibat salah urus dan sistim kampus yang tak pernah mau sejalan dengan dinamika pengkaderan lembaga mahasiswa.

Kami sengaja memelihara rambut gondrong sebagai bentuk perlawanan terhadap sistim di kampus. Sementara birokrat kampus mengindentikkan mahasiswa gondrong adalah mahasiswa yang tak beretika, nakal, bodoh dan malas. Kami selalu berapologi “nabi saja banyak yang gondrong, artinya mereka tak beretika,bodoh dan malas. Sementara para nabi hadir membawa misi perubahan sosial”. Hahahah…kami menemukan pembenaran secara teologi atas kegondrongan kami.

Ada mitos gondrong yang diberitahukan Ali kepada saya.

“Min, ada pantangan yang tak boleh dilanggar oleh mahasiswa gondrong”
“Apa itu?” tanyaku penasaran
Jawab Ali “mahasiswa gondrong tak boleh minum susu, tak boleh makan tahu tempe, tak boleh tidur dibawah jam 12 malam dan harus merokok . Kalau melanggar aturan, itu tandanya banci dan potong saja gondrongnya”.

Sementara saya sangat doyan susu coklat. Terpaksa untuk meminumnya saya akali dengan mencampunya dengan coffemix. Kami hanya tertawa terbahak dengan terus mengepulkan asap rokok sambil terus berceloteh dan menikmati susu coklat yang telah diakali itu…

Satu waktu ada kegiatan Himpunan di Takalar tepatnya di pabrik Gula takalar. Ali lalu menjanjikan saya akan mengajakku ke rumahnya yang tak jauh dari pabrik gula itu. Disela-sela kegiatan lagi istrahat, Ali hendak melunasi janjinya. Dengan menggunakan motor yang khusus Ali persiapkan untuk saya, ia mengajakku ke rumahnya untuk makan malam. Ali perkenalkan saya dengan orang tuanya yang ramah. Setelah mandi dan badan bugar kembali kami langsung ke dapur. Saat itu kami berdua duduk makan melantai. Bukannya tak ada kursi meja tapi itu menjadi kebiasaan kami yang menyenangkan saat makan.
Sambil melahap makan malam, Ali bercerita tentang pacarnya yang juga satu jurusan dengan kami. Namanya sebut saja “Bunga”. Gadis itu cantik, manis, senyumnya menarik,bodinya bohai semampai, rambutnya hitam lurus seperti bintang iklan shampoo. Saya kenal betul gadis itu karena selalu jadi rebutan dan buah bibir para jomblowan di kampus. Gadis itu angkatan dua ribu ****. Ia berkisah tentang sejauh mana hubungannya dengan gadis cantik itu. Akh..,saya tak perlu menceritakan kembali kisah itu disini. Itu perbicaraan rahasia dan khusus para lelaki. Tak boleh diketahui oleh perempuan.

Setelah usai makan malam, Ali melarang saya langsung kembali ke pabrik gula. “kita nyantai-nyatai dulu dikamar Min,ada yang mau ku kasih liatkan q” katanya. Pembicaraan kami seputar studi, kampus,lembaga mahasiswa dan tentu saja tema pembicaraan wajib adalah perempuan. Lagi asyik bercerita lalu terdengar suara dentuman music dangdut. Nampaknya itu tak jauh dari rumah Ali

“Ayo Min, kita kesana. Itu yang mau ku kasih liat q” ajaknya. Saya pun bergegas karena di dorong rasa penasaran. Setelah berpamitan pada orang tua Ali kami langsung menuju ke sumber suara musik tadi. Sampai disana..,wow..ada tontonan menarik para gadis-gadis dengan menggunakan pakaian serba minimalis sedang menari meliuk-liuk bak ular kobra sambil menyanyikan lagu dang dut pilihan diatas panggung. Goyangan tubuhnya mengikuti irama dang dut. Tarian mereka memancarkan nuasa erotis. Apalagi memperhatikan tubuhnya yang berkeringat dan menyusup jauh kedalam setiap lipatan dan lekukan tubuhnya yang putih. Kemana gerangan keringat itu bermuara?. Akh.., silahkan jawab sendiri.
Orang setempat menyebutnya ca’doleng-doleng

Ali punya perawakan yang sederhana,ceria dan enak diajak ngobrol. Secara fisik badannya kurus, rambutnya hitam lurus, kulitnya putih, wajahnya lumayan tampan dan badanya tak terlalu tinggi. Orang mengkategorikan dia dalam kelompok laki-laki tampan makanya dia punya banyak pacar dan setiap mengodo-odo perempuan pasti dapat.

******************
Itulah sekeping kenangan bersama Ali. Kenangan saat bermahasiswa di jurusan Budidaya Pertanian UNHAS. Setelah saya sarjana dan kembali ke Buton saya tak pernah bersua lagi dengan Ali hanya komunikasi via telpon dan facebook masih intens. Bahkan beberapa waktu lalu dia mengajak saya untuk bisnis benih jagung. Kebetulan Ali bekerja pada salah satu perusahaan benih.

Kendati Ali telah berpulang tapi ia hendak berpesan kepada kita lewat akhir hidupnya yang tragis. Kematian memang sebuah keniscayaan. Semua yang hidup pasti akan mati, semua tinggal soal waktu, tempat dan bagaimana cara kita mati. Kematian bukanlah masalah dan harus ditakuti karena ia adalah niscaya. Yang terpenting adalah bagamana cara kita mempersiapkan diri menghadapi kematian

Masih banyak lagi kepingan-kepingan memori yang tersimpan dan tak akan terlupakan dalam ingatan saya. Seorang sahabat dan sudah seperti saudara pernah berjuang dan menderita bersama. Sahabat yang tak hanya sekedar membenarkan kata-kataku tapi selalu berkata benar kepadaku. Aakh saya tak kuat lagi melanjtkan cerita ini. Mata ini semakin berkaca. Selamat tinggal saudaraku, semoga engkau mendapat tempat yang baik disana. Maafkan, karena ruang dan waktu, aku tak sempat melihat tubuhmu yang telah terdiam kaku. Namun Aku kan terus mengenangmu…,

Anda punya kenangan sama Ali..?

Baubau,Sultra
Kamis, 1 juli 2010
Pukul 09.30 pagi
Saat mata sedang berkaca-kaca..,

ORANG PALING BAIK ITU PERGI MENINGGALKAN SEJUTA KENANGAN



Pagi tadi pukul 08.45 saya lagi menonton berita televisi seputar goncangan gempa bu,I pagi ini yang melanda daerah Aceh berkekuatan 7 SR lebih. “..malang betul nasib daerah itu,menjadi langganan gempa..” gumamku sembari menelan sarapan yang telah ku lumat. Tiba-tiba…

Tidiiiit….tidiiiit…ada sms masuk ke Hpku dari Nomor yang tak ku save sebelumnya 081242616xxx, lalu ku baca…

“…Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun. Telah Berpulang ke rahmatullah Pak Norman Gosar (Agronomi,Pertanian). Meninggal di Bone selanjutnya disemayamkan di rumah orang tuanya di kalimporo, Balangbessi, Bulukumba. Semoga diampuni segala kesalahannya dan digandakan amalnya oleh Allah SWT, Amin..”

Aku tersentak..,”orang paling baik di dunia akhirnya meninggalkan kita” saya membatin. Dari kabar yang saya terima ia meninggal tiba-tiba dan bukan dalam kondisi sakit. Menurut sahabat saya Hasanuddin Puddo begitulah orang yang baik meninggalnya pun akan dimudahkan. Informasi ini lalu saya sebarkan ke teman-teman yang lain. Merekapun merasakan hal yang sama dengan yang saya rasakan.

Rasa-rasanya baru kemarin Pak Norman (begitu kami akrab menyapanya) setengah berbisik kepadaku

“Min, kalau saya tidak ada masalah ji, ini sekedar solidaritas dosen pertanian untuk sementara tidak mengajar dan ini masih bisa dibicarakan baik-baik..”.

Ia menyampaikan hal itu padaku saat gonjang-ganjing masalah penyambutan mahasiswa baru di Pertanian tahun 2005 dan merembet ke persoalan BEM Pertanian dengan pihak Fakultas. Dosen-dosen Pertanian mogok mengajar. Kami saat itu menahan dan mendesak Bapak Syawal Saloko selaku Dekan Pertanian saat itu untuk berdiskusi seputar keputusannya menskorsing beberapa mahasiswa Pertanian karena melaksanakan kegiatan pengkaderan lembaga mahasiswa. Gerakan kami itu di pelintir oleh media bahwa mahasiswa Pertanian UNHAS menyandera dekannya. Masalah ini sempat diangkat di media TV nasional dan menjadi isu nasional. Saat itu saya dianggap sebagai salah satu dalang dari gerakan itu dan sempat menjadi “incaran” pihak birokrasi. Namun kata-kata Pak Norman kepadaku saat itu begitu menenangkanku sampai saya berbisik dalam hati “ternyata masih ada yang melihat masalah ini lebih arif”.

Terlepas dari persoalan itu nampaknya sosok Bapak Norman Gosar adalah sosok yang dinilai orang baik, baik mahasiswa maupun dosen Jurusan Budidaya Pertanian Unhas. Pembawaannya begitu tenang, murah senyum dan selalu menyapa dengan ramah.

“bagaimana kabarnya, Min”

dengan senyum khasnya, itu sapaan yang selalu Ia lontarkan setiap kali bertemu denganku. Tak hanya itu, Ia juga selalu memberi semangat kepada kami mahasiswa sembari memberikan doa. Diam-diam saya selalu memperhatikannya, rupa-rupanya sikap ramah dan kekeluargaannya itu juga Ia lakukuan pada setiap orang. Jadi tak heran mahasiswa dan dosenpun senang terhadapnya. Selama saya menjadi mahasiswa di Jurusan Budidaya Pertanian Unhas, saya tak pernah mendapati beliau marah-marah ataupun bergunjing membicarakan orang lain. Kalaupun ada hal yang kurang ia sepakati maka Pak Norman akan menyampaikannya kepada kami dengan cara yang menyenangkan.

Ada metode mengajarnya yang menurutku sangat efektif dan menyenangkan dan saat saya diajar oleh beliau saya ingin sekali meniru metode itu bila menjadi dosen. Pak Norman selalu meminta kami mencari jurnal penelitian pertanian untuk sama-sama didiskusikan di kelas pada saat-saat tertentu.

Pak Norman selalu berpesan “Anda harus rajin-rajin mencari jurnal di internet karena jurnal penelitian biasanya informasinya lebih up to date di banding buku-buku. Frekuensi publikasi jurnal penelitian juga jauh lebih tinggi dan beragam dibandingkan buku-buku teks. Lagi pula kami selaku dosen tidak menjamin menguasai seluruh materi, kami juga punya kekurangan. Dengan mendiskusikan jurnal penelitian terbaru kita bisa saling berbagi pengetahuan dan informasi terbaru seputar pertanian…”.

Menurutku Pak Norman adalah sosok pendidik yang baik dan patut untuk di contoh. Kepada mahasiswa Ia tak hanya mengajarkan namun juga menenangkan,menyenangkan dan menyamankan proses belajar mengajar. Bahkan saya pernah di bentak oleh Dosen Fisiologi,Pak Nas karena saya menyebut Pak Norman sebagai orang paling baik di Jurusan

“…siapa bilang Pak Norman adalah orang paling baik di Jurusan, Pak Norman adalah orang paling baik di dunia..”, kata Pak Nas.

Selamat jalan Bapak Norman Gosar. Tubuhmu kini terbaring kaku terbalut kain kafan dengan aroma kapur barus. Liang lahat yang sempit dan gulita akan menjadi tempat persemayamanmu, namun semoga engaku adalah salah satu yang dilapangkan dan diterangi lahatnya. Namamu akan senantiasa terpatri dalam sanubari kami. Bagi kami yang pernah engkau didik, engakau bukan hanya sebagai sosok dosen namun juga sebagai kakak sekaligus orang tua kami. Apa yang engkau ajarkan akan menjadi amal jariyah dan segala kebaikan dan keramahanmu akan menjadi pembuka pintu rahmat di alam sana.

Pergilah dengan tenang Pak Norman Gosar, kami ikhlas melepasmu dan doa-doa kami akan selalu menyertaimu kendati isak tangis kami belum saja kering.

Segalanya berasal dari-Nya dan segalanya akan berpulang kepadaNya. Kami tak punya daya dan upaya untuk menundanya walau hanya sedetik. Kami hanya bisa berupaya mempersiapkan datangnya panggilanNya…

Bagaimana dengan Anda, kenangan apa yang anda miliki bersama Bapak Norman Gosar…???

Bau-Bau Sulawesi Tenggara, 7 April 2010 pukul 11.15 pagi
Dari muridmu yang menulis setengah isak.