Entri Populer

Pages

01 Juli, 2010

ORANG PALING BAIK ITU PERGI MENINGGALKAN SEJUTA KENANGAN



Pagi tadi pukul 08.45 saya lagi menonton berita televisi seputar goncangan gempa bu,I pagi ini yang melanda daerah Aceh berkekuatan 7 SR lebih. “..malang betul nasib daerah itu,menjadi langganan gempa..” gumamku sembari menelan sarapan yang telah ku lumat. Tiba-tiba…

Tidiiiit….tidiiiit…ada sms masuk ke Hpku dari Nomor yang tak ku save sebelumnya 081242616xxx, lalu ku baca…

“…Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun. Telah Berpulang ke rahmatullah Pak Norman Gosar (Agronomi,Pertanian). Meninggal di Bone selanjutnya disemayamkan di rumah orang tuanya di kalimporo, Balangbessi, Bulukumba. Semoga diampuni segala kesalahannya dan digandakan amalnya oleh Allah SWT, Amin..”

Aku tersentak..,”orang paling baik di dunia akhirnya meninggalkan kita” saya membatin. Dari kabar yang saya terima ia meninggal tiba-tiba dan bukan dalam kondisi sakit. Menurut sahabat saya Hasanuddin Puddo begitulah orang yang baik meninggalnya pun akan dimudahkan. Informasi ini lalu saya sebarkan ke teman-teman yang lain. Merekapun merasakan hal yang sama dengan yang saya rasakan.

Rasa-rasanya baru kemarin Pak Norman (begitu kami akrab menyapanya) setengah berbisik kepadaku

“Min, kalau saya tidak ada masalah ji, ini sekedar solidaritas dosen pertanian untuk sementara tidak mengajar dan ini masih bisa dibicarakan baik-baik..”.

Ia menyampaikan hal itu padaku saat gonjang-ganjing masalah penyambutan mahasiswa baru di Pertanian tahun 2005 dan merembet ke persoalan BEM Pertanian dengan pihak Fakultas. Dosen-dosen Pertanian mogok mengajar. Kami saat itu menahan dan mendesak Bapak Syawal Saloko selaku Dekan Pertanian saat itu untuk berdiskusi seputar keputusannya menskorsing beberapa mahasiswa Pertanian karena melaksanakan kegiatan pengkaderan lembaga mahasiswa. Gerakan kami itu di pelintir oleh media bahwa mahasiswa Pertanian UNHAS menyandera dekannya. Masalah ini sempat diangkat di media TV nasional dan menjadi isu nasional. Saat itu saya dianggap sebagai salah satu dalang dari gerakan itu dan sempat menjadi “incaran” pihak birokrasi. Namun kata-kata Pak Norman kepadaku saat itu begitu menenangkanku sampai saya berbisik dalam hati “ternyata masih ada yang melihat masalah ini lebih arif”.

Terlepas dari persoalan itu nampaknya sosok Bapak Norman Gosar adalah sosok yang dinilai orang baik, baik mahasiswa maupun dosen Jurusan Budidaya Pertanian Unhas. Pembawaannya begitu tenang, murah senyum dan selalu menyapa dengan ramah.

“bagaimana kabarnya, Min”

dengan senyum khasnya, itu sapaan yang selalu Ia lontarkan setiap kali bertemu denganku. Tak hanya itu, Ia juga selalu memberi semangat kepada kami mahasiswa sembari memberikan doa. Diam-diam saya selalu memperhatikannya, rupa-rupanya sikap ramah dan kekeluargaannya itu juga Ia lakukuan pada setiap orang. Jadi tak heran mahasiswa dan dosenpun senang terhadapnya. Selama saya menjadi mahasiswa di Jurusan Budidaya Pertanian Unhas, saya tak pernah mendapati beliau marah-marah ataupun bergunjing membicarakan orang lain. Kalaupun ada hal yang kurang ia sepakati maka Pak Norman akan menyampaikannya kepada kami dengan cara yang menyenangkan.

Ada metode mengajarnya yang menurutku sangat efektif dan menyenangkan dan saat saya diajar oleh beliau saya ingin sekali meniru metode itu bila menjadi dosen. Pak Norman selalu meminta kami mencari jurnal penelitian pertanian untuk sama-sama didiskusikan di kelas pada saat-saat tertentu.

Pak Norman selalu berpesan “Anda harus rajin-rajin mencari jurnal di internet karena jurnal penelitian biasanya informasinya lebih up to date di banding buku-buku. Frekuensi publikasi jurnal penelitian juga jauh lebih tinggi dan beragam dibandingkan buku-buku teks. Lagi pula kami selaku dosen tidak menjamin menguasai seluruh materi, kami juga punya kekurangan. Dengan mendiskusikan jurnal penelitian terbaru kita bisa saling berbagi pengetahuan dan informasi terbaru seputar pertanian…”.

Menurutku Pak Norman adalah sosok pendidik yang baik dan patut untuk di contoh. Kepada mahasiswa Ia tak hanya mengajarkan namun juga menenangkan,menyenangkan dan menyamankan proses belajar mengajar. Bahkan saya pernah di bentak oleh Dosen Fisiologi,Pak Nas karena saya menyebut Pak Norman sebagai orang paling baik di Jurusan

“…siapa bilang Pak Norman adalah orang paling baik di Jurusan, Pak Norman adalah orang paling baik di dunia..”, kata Pak Nas.

Selamat jalan Bapak Norman Gosar. Tubuhmu kini terbaring kaku terbalut kain kafan dengan aroma kapur barus. Liang lahat yang sempit dan gulita akan menjadi tempat persemayamanmu, namun semoga engaku adalah salah satu yang dilapangkan dan diterangi lahatnya. Namamu akan senantiasa terpatri dalam sanubari kami. Bagi kami yang pernah engkau didik, engakau bukan hanya sebagai sosok dosen namun juga sebagai kakak sekaligus orang tua kami. Apa yang engkau ajarkan akan menjadi amal jariyah dan segala kebaikan dan keramahanmu akan menjadi pembuka pintu rahmat di alam sana.

Pergilah dengan tenang Pak Norman Gosar, kami ikhlas melepasmu dan doa-doa kami akan selalu menyertaimu kendati isak tangis kami belum saja kering.

Segalanya berasal dari-Nya dan segalanya akan berpulang kepadaNya. Kami tak punya daya dan upaya untuk menundanya walau hanya sedetik. Kami hanya bisa berupaya mempersiapkan datangnya panggilanNya…

Bagaimana dengan Anda, kenangan apa yang anda miliki bersama Bapak Norman Gosar…???

Bau-Bau Sulawesi Tenggara, 7 April 2010 pukul 11.15 pagi
Dari muridmu yang menulis setengah isak.

0 komentar:

Posting Komentar