Entri Populer

Pages

02 Juli, 2009

Akhirnya Saya Punya Facebook..!









“..ah.,ketinggalan jaman kamu, sekarang bukan masanya FS..,Niih maen Facebook dong..”
Demikian kata temanku beberapa bulan yang lalu saat saya lagi on line membaca komentar di FS ku. Dengan sedikit ciut wajahku kuhadapkan ke laptopnya sembari meminta penjelasan tetang seluk beluk FB (demikian orang menyebut Facebook)
“..menurutku FS tidak ketinggalan jaman. Ia punya segmen pemakai tersendiri yang setia..” demikian kata temanku yang satunya yang juga lagi on line. Sayapun dengan cepat membenarkan kata temanku itu dengan perasaan lega. Bukan berarti saya tidak punya alasan untuk membenarkannya.

Dengan sedikit penjelasan dari teman tadi tentang bagaimana aplikasi FB, menurutku FS masih punya kelebihan. FS memiliki tampilan lay out yang lebih menarik dan dinamis karena dapat di desain sedemikian rupa bila dibandingkan dengan dengan FB. Hanya saja FB lebih simple dan mudah dalam membangun jaringan pertemanan. Pengguna FB dapat dengan mudahnya membangun komunikasi secara langsung dengan beberapa teman dalam satu waktu, menuliskan keluh kesahnya dan curhat dengan teman FBnya. Atau teman saya pernah bilang “..FB bisa chating dengan beberapa teman sekaligus..”. Ah, entahlah saya bukan orang yang terlalu mahir dalam hal-hal seperti itu.
Terlepas dari itu semua, bagiku FS dan FB adalah budaya pop yang tidak terlepas dari permainan pasar. Ini yang menjadi alasan mengapa saya merasa tidak terlalu tertarik untuk membuat FB. Bahkan FB pernah menjadi satu fasilitas internet yang paling banyak digunakan oleh orang diseluruh dunia. Bahkan dari kabar yang pernah saya dengar, kekacauan yang sedang terjadi saat ini di Iran pasca terpilihnya kembali Ahmadinejad sebagai presiden Iran, FB digunakan sebagai media propaganda yang paling efektif oleh pihak oposisi sehingga pemerintah Iran memboikot FB agar FB tidak dapat digunakan lagi di Iran.

Bahkan di Indonesia FB sempat menjadi gonjang-ganjing. Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdebat terkait perlunya fatwa haram terhadap penggunaan FB mengingat manfaat dan mudaratnya yang walaupun pada akhirnya fatwa haram itu tidak dikeluarkan. Menurutku perdebatan MUI menyangkut FB itu tidak berkualitas. Masih banyak persolan keummatan lain yang lebih urgen untuk diperhatikan. Lebih baik MUI menfatwakan bahwa mengirim Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri adalah haram. Mengingat banyaknya kasus tindak kekerasan yang dialami para TKI dan tidak terselesaikan oleh hukum.

Namun akhirnya sejak 3 hari yang lalu saya punya Facebook. Sekali lagi FS, FB atau apalah namanya, hanyalah sekedar budaya pop. Ada scenario pasar yang bermain dibelakangnya. Tanpa sadar, sementara asik-asiknya kita bermain FB kita sementara menjadi lokomotif untuk mempercepat mobilisasi dan akumulasi capital. Kita sedang mempercepat pergeseran peradaban pada bentuk yang lain yang entah peradaban itu mengarah kemana kita tidak mengetahuinya. Anehnya kita cenderung latah pada sesuatu yang kita tidak pahami substansinya. Kita larut dalam dalam suatu scenario besar yang namun bukan kita yang membuat scenario itu apa lagi hendak menjadi sutradaranya. Ibarat papan catur, kita hanyalah pion yang terus maju tanpa punya pilihan untuk tidak melangkah, mundur atau melangkah kesamping.
Tak ada cara lain, pencerdasan dan pencerahan harus selalu dilakukan. Biar bangsa ini punya identitas sendiri dan tahu hendak melangkah kemana karena menyadari tujuan dan cita-cita serta mimpi yang sama tentang peradaban.

Tamalanrea, Makassar
Kamis, 2 Juli 2009 pukul 00:01 WITA

0 komentar:

Posting Komentar