Entri Populer

Pages

22 Juni, 2013

MENANTANG WAKTU

 


Dulunya, saya begitu angkuh menantang waktu dan hendak mengangkanginya.  Dengan tangan terkepal, hendak ku hancurkan setiap gumpalan detik, menit, jam, hari bahkan tahun dan abad.  Ambisi itu perlahan kendur saat ku mulai terkulai mengejar matahari.  Apa lagi banyak onak dan duri yang seolah tumbuh subur di tengah lintasan sejarah.  Ia ikut mewarnai dengan noktah merah darah setiap liku hidup.

Di ujung renungan, tepat sedang termenung di beranda waktu “apa yang hendak manusia dibuktikan dalam sejarah” saya membatin.  Tiba-tiba mata hatiku melihat Plato sedang mengajar dengan kitab Republik di tangan kanannya, Picasso dengan lukisan-lukisan abstraknya, Imam Gazali terpampang dimana-mana melalui Ihya Ulumuddin.  Tapi satu yang paling bercahaya sang manusia pilihan utusan Tuhan sedang mengajarkan isi kitab kebenaran. Lewan lisannya, wahyu dan hadist yang diwahyukan tersampaikan.

Tiba-tiba saya tersentak oleh suatu momentum kesadaran.

Kita harus berbuat, kita harus menghasilkan sesuatu”.  Diriku membatin lagi.

Hasil perbuatan itu adalah karya.  Bukan hanya untuk diri kita tapi untuk orang-orang yang kita cintai, orang-orang di sekeliling kita bahkan semua orang yang berpijak di bumi.

Plato, Picasso, Imam Gazali dan orang-orang besar lainnya bahkan nabi sekalipun adalah yang hidup dengan karya.  Dengan karya mereka hidup melampaui zamannya. Mereka hadir disetiap lembaran sejarah, mereka selalu dikenang dan mereka selalu didoakan.  Rupa-rupanya kita harus berdampingan dan berdamai dengan waktu dan berkarya adalah satu-satunya jalan untuk itu.

Karya adalah gumpalan gagasan yang memateri. Waktu menyediakan setiap lipatan dan celahnya bagi kita agar karya bisa kita letakkan disana.  Waktu yang akan bercerita ke masa depan bagaimana kita menyejarah melalui karya-karya itu.

Saya lalu tertunduk malu pada sang waktu karena ratusan lipatan dan celah belum ku isi dengan karya.

Darmaga, Bogor,
 diselang pergantian waktu malam
Sabtu, 22 Juni 2013
Pukul 00.30 WIB

1 komentar:

  1. untunglah dirimu sudah tersadar dari keinginanmu menguasai waktu lalu menjadi tuhan

    BalasHapus