Entri Populer

Pages

29 Oktober, 2013

Sajak : Qurrota “A”Yun 2

Ilustrasi (sumber foto)


Pipimu memang tak se merona khumaira
Gadis yang telah dipinang semasih belia
Tapi bagiku engkau adalah Qurrota ‘A’yun
Cahaya mata yang selalu menyinari sukma
Itu bagiku dan tak akan pernah purba.

Tenang saja…
Aku tak sejantan dan setangguh Sang Penyelamat
Hingga aku juga harus meminangmu sebelum
Tamu pertamamu bertandang tanpa diundang.

Tenang saja..
Aku tak kan pernah menempelkan kulitku
Diatas kulitmu seperti yang engkau seru
Sebelum para tamu datang bertandang memberi restu

Tenang saja…
Aku masih dan tak kan pernah sangsi
Bahwa engkau adalah tajalli hakiki Ilahi
Yang dengan rahimNya dalam rahimmu engkau mencintai

Nasehati aku…
Saat aku mulai resah dan gelisah
Jiwa ini terombang-ambing kehilangan arah
Karena saat itu aku seperti kaum Nabi Musa di Tursina

Lempari aku…
Saat aku mulai aneh dan kurang ajar
Menyebar fitnah, ulah, hasut dan onar
Karena saat itu aku seperti iblis yang manggoda  Siti Hajar

Tapi tenang saja…
Itu takkan pernah terjadi
Karena Aku masih dan tak kan pernah sangsi
Bahwa engkau adalah tajalli hakiki Ilahi
Yang dengan rahimNya dalam rahimmu engkau mencintai

Menyatulah selalu denganku..
Kan kubiarkan engkau damparkan wajahmu
Diatas serpihan tulang rusukku
Karena angkau adalah separuh jiwaku,
Qurrota ‘A’yun, Cahaya mata yang hilang dahulu
Hingga dipadang arafah kita kembali bertemu.


Tamalanrea, 7 Januari 2008, pukul 23:46
Dalam jiwa merindu
Hasrat ingin bertemu, bersatu dan menjadi

2 komentar: