Malam ini tidur saya
terjaga. Saya tidak mau telat hanya
karena memenuhi hasrat ingin tidur.
Tepat jam 12 malam mobil jemputan akan datang untuk mengantarkan ke
Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Tapi
di Indonesia biasanya molor sejam kalau buat janji, eits..,bukan Indonesia tapi
oknum orang Indonesia.,hehehe.
Tepat sekali dugaanku, jam 1
malam mobil jemputan baru datang. Itupun
setelah berkali-kali dihubungi via telepon.
Maklumlah, dari Bogor ke Bandara memerlukan beberapa jam untuk
menempuhnya. Saya tidak mau ketinggalan
pesawat hanya karena alasan-alasan sepele. Terlebih lagi banyak peralatan
visual dan drone yang harus dibawa serta. Tentu ini memerlukan waktu lebih untuk
mengurus bagasinya . Apalagi jikalau
melewati kerumitan prosedur Bandara takutnya ada saja peralatan yang harus
“dilobi khusus” agar bisa lewat. Saya
tak ingin melakukannya dengan terburu-buru karena alasan terlambat.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta |
Berkali-kali kupastikan di
lembaran tiket pesawat, boarding pukul 05.55 WIB. Mobil melaju agak
kencang menyusuri jalan Bogor yang “menyepi”.
“Asyiknya jika sehari-hari jalan raya di Bogor seperti ini”, bisikku
dalam hati. Maklumlah bukan hanya saya,
semua pendududuk Bogor selalu mengimpikan jalan raya Bogor yang lowong. Sehari-hari, kecuali tengah malam, ratusan
bahkan ribuan kenderaan berjubel di Bogor.
Entah apa yang diurus orang-orang berkendara itu seolah tak kunjung
selesai.
Saya menyempatkan diri untuk
melelapkan mata sejenak selama perjalanan ke Bandara. Karena esoknya pasti tak
ada waktu untuk take a rest, semua harus berjalan cepat dilapangan. Bersama 6 orang anggota tim lainnya
berfikiran yang sama, terlelap walau barang sejenak di mobil. Apalagi saya diminta untuk yang bertanggung
jawab dilapangan untuk mengurusi semua kebutuhan dan akomodasi tim. “ini
jadi kerjaan ekstra”, pikirku.
Menunggu pesawat sambil selfie |
Hampir pukul 4 dini hari akhirnya
sampai di Bandara Soekarno-Hatta. Waktu
sesubuh ini, bandara Soekarno –Hatta tetap tak lengang. Aktivitas hilir mudik pesawat mengantar barang
dan manusia ke berbagai destinasi tak pernah sepi. Kendati check in saya segerakan masih
saja membutuhkan waktu 45 menit sejak melewati metal detector dan alat
sensor hingga check ini selesai.
Ini karena banyaknya antrian penumpang.
Ditambah memang bagasi yang kami bawa cukup banyak.
Pukul 05.55, sekali lagi mataku
tertuju melihat angka itu di lembaran tiket.
“masih ada waktu untuk mengisi perut yang keroncongan dan shalat
subuh” kataku. Seusai shalat subuh
saya dan kawan-kawan memutuskan nyantai di ruang tunggu. Namun tiba-tiba terasa kesal setelah terdengar suara dari loud speaker
“Attention please, we convey
to passengers citilink destination Tanjung Pandan, flight delayed 30 minutes for
technical reasons, thank you”
Serentak terdengar suara “ooooh”
sayup-sayup menggema di ruang tunggu.
Lewat pukul 8 pagi pesawat
mendarat dengan mulus di Bandara Tanjung Pandan, Belitung. Delay pesawat 30 menit akhirnya tidak
jadi diganti dengan delay 1 jam.
Hadeuuuhh… Padahal waktu tempuh penerbangan Jakarta-Belitung tak memakan
waktu sejam. Lama menunggu dengan mata
lelah sakitnya tuh disini #sambil megang dada, kepala, pundak, lutut, kaki..,ha..ha..ha..,lebay.
Bandar Udara Tanjung Pandan, Belitung |
Oh ya, bagi yang ingin melakukan trip
ke Pulau Belitung, pesawat cukup lancar tersedia. Kita dapat memilih penerbangan Garuda,
Citilink dan Sriwijaya. Setiap hari ada
penerbangan dari Jakarta ke Tanjung Pandan ataupun sebaliknya. Bahkan, bagi yang ingin lanjut ke pulau-pulau
sekitar armada pesawat perintis telah siap mengantar. Kita tinggal menyiapkan gocek untuk itu.
Di Pulau Belitung terdiri dari
dua Kabupaten yaitu Kabupaten Belitung dan Belitung Timur. Bandara Tanjung Pandan berada di Kabupaten
Belitung. Tujuan saya dan kawan-kawan
adalah Desa Lenggang di Belitung Timur.
Perjalanan masih harus dilanjutkan kurang lebih 70 km ke arah terbitnya
matahari. Beruntung, ada mobil elf
dengan ukuran minibus punya Pemda Belitung Timur telah siap menjemput.
Jarak antara Belitung-Belitung
Timur memang kurang lebih sama jarak antara Jakarta-Bogor, tapi jangan samakan
waktu tempuhnya. Jika Jakarta-Bogor
paling cepat ditempuh 1,5 jam, Belitung-Belitung Timur hanya setengahnya. Tak ada macet dan kenderaan berjubel disini,
jalannyapun mulus karena statusnya jalan negara. Ditambah semilir angin yang belum tercemar
masuk lewat jendela dan pemandangan yang masih alami. Rasa ngantuk saya tiba-tiba hilang karena
pandangan saya terlempar kesana-kemari mempelajari alam Pulau Belitung.
Belitung Timur adalah bagian dari
Propinsi Bangka Belitung yang resmi berdiri
pada 25 Februari 2003 setelah lepas dari induknya Kabupaten Belitung. Kabupaten ini masih cukup “longgar” karena
hanya didiami oleh 106.463 jiwa yang menempati luas wilayah 2.506,91 km2. Artinya rata-rata setengah hektar wilayah
Belitung Timur hanya didiami seorang penduduk Belitung Timur. Waduuh, saya kembali membayangkan Jakarta dan
Bogor yang hanya untuk mencari tempat parkir motor saja susahnya minta ampun dan
harus bayar.
Orang Belitung ramah-ramah. Jika ingin bertanya tak perlu ragu, tak ada
aksi tipu-tipu disini. Mereka akan
melempar senyum ramah sebelum menjawab dengan logat melayu yang sangat kental. Saya selalu singgah bertanya walau tidak
terlalu perlu hanya ingin mendengar logat melayu itu. Terasa mendayu-dayu ditelinga, he..he..he. Ada empat etnis besar di Belitung yang itu
Melayu sekitar 60-70 persen, sisanya adalah Tionghoa, Bugis dan Jawa.
Perbaikan jalan poros Belitung-Belitung Timur |
Palau Belitung sedang berbenah diri,
sepanjang jalan, banyak jalan raya tengah diperbaiki dan diperlebar. Padahal jalannya boleh dikata masih
mulus. Mungkin karena dikabarkan dalam
waktu dekat Jokowi akan blusukan di kampung halaman temannya Ahok ini dan akan melewati
jalan ini. “kalau saya jadi presiden
jika ingin blusukan ke daerah maka saya akan mendahulukan daerah yang jalannya
rusak biar Pemdanya segera memperbaiki jalannya, ha..ha..ha..” candaku
dalam hati.
Sepanjang perjalanan cukup mudah
saya menemukan kelapa sawit yang berjejer rapi seperti tentara. Sesekali muncul
barisan pohon Sengon yang tak kalah rapinya.
Pasukan pohon Lada tak mau kalah, dengan bantuan sebatang kayu setinggi
2 meter yang terjejer rapi, ia meliuk-liuk disitu sehingga lebih mirip kumpulan
tentara gendut yang sedang berbaris. Rasanya perjalanan ini seperti parade
tentara Kepala Sawit, tentara Sengon dan lada yang berlomba menjadi barisan
paling rapi dan tertib, ha.,ha.,ha.. Cukup
sering mobil yang saya tumpangi melewati jembatan kecil karena banyak rawa yang
numpang lewat melintas jalan raya.
Nampaknya tanah disekitar sini kurang cocok untuk sayuran, terlebih lagi
iklimnya cukup panas.
Perkebunan kelapa sawit di Belitung yang mayoritas dimiliki pengusaha Malaysia |
“Kita sudah masuk wilayah
Manggar” kata Bapak yang menjemput kami sontak memecah lamunanku menikmati
perjalanan. Manggar adalah ibukota
Kabupaten Belitung Timur, pusat pemerintahan ada disini. Waktu menunjukkan kurang lebih jam 9 pagi. Saya
bersama kawan-kawan diajak mampir ke kantor Dinas Perhubungan. Rupanya nasi bungkus telah menanti sebagai
sarapan. Woow..,perut ini rasanya
tiba-tiba minta untuk diisi.
Kedatangan kami rupanya telah
lama ditunggu oleh Bupati Belitung Timur. Bupati Belitung Timur sekarang
dijabat oleh adiknya Ahok, Basuri Tjahaja Purnama yang akrab disapa Hakka Yuyu. Saya menyebutnya Bupati Alang-Alang Sari
karena cukup sering nongol di TV sebagai bintang iklan obat herbal Alang-Alang
Sari. Gayanya tak kalah “nyentrik”
dengan kakaknya, Ahok. Bahasanya pun
cukup mudah “nyeletuk” melontarkan bahasa yang seolah keluar spontan. Ia selalu bergerak aktif. Jika dari kantornya menuju ruangan lain ia selalu
berlari. Saya mulai paham melihat
kelakuannya setelah membaca banner yang terpajang di depan kantornya
bertuliskan: “Waktu itu laksana pedang, jika kau tak memanfaatkannya maka ia yang
akan menebasmu”.,wow..,
Foto bareng Bupati Belitung Timur |
Tak lama kami diskusi dengan Hakka Yuyu, karena ia harus
menghadiri kegiatan yang lain. Namun ia
memberi apresiasi yang sangat baik kehadiran kami dan kegiatan yang akan kami
lakukan di Belitung Timur. Ia sempat
berujar, “saya ingin menjadikan Manggar ini sebagai Smart Village dimana
semua orang yang datang dapat mengakses internet di setiap sudut Manggar
sehingga ia dengan mudah meng upload ataupun men download informasi”.
Nampaknya Bupati ini menyadari
betul bahwa menguasai informasi adalah hal yang penting bagi pembangunan daerah
dan ia hendak mengkondisikan setiap pengunjung menjadi juru kampanye dan
penyaksi Belitung Timur kepada dunia.
Bukti dari nyentriknya itu ia
menawarkan foto bareng diruanganya. Tadinya saya pikir foto biasa, ternyata ia
menarik tangan saya menuju kursinya dan duduk dikursi kerjanya itu. Semantara Ia sendiri berpose disampingku
dengan gaya 3 jari yang unik untuk menunjukkan batu akik khas Belitung Timur
yang melingkar dijarinya. Saya bahagia sambil terheran-heran sembari
mengimbangi lincahnya adik Ahok ini. Setengah berbisik ia berkata:
“biar anda tau juga gimana
rasanya duduk di kursi bupati. Siapa tau
nanti jadi bupati juga. Lagi pula bukan karena ini Anda menggantikan saya
sebagai Bupati. Di SK jelas nama saya
yang jadi Bupati, ha..ha..ha..” semua ikut meledak tertawa.
Desa Lenggang masih lumayan jauh
dari Manggar kurang lebih 18 km. Tapi
saya nyantai aja, “tak ada macet disini” kataku dalam hati. Kami lalu mencari makan siang lalu menuju
Desa Lenggang. Surprise luar
biasa setelah mengetahui tenyata selama di Desa Lenggang saya dan kawan-kawan sampai
5 hari kedepan nginap di rumah Ahok. Tak
hanya itu di desa inilah tempat Laskar Pelangi tinggal dan filmnya yang
terkenal itu digarap. Tak jauh dari
rumah Ahok, rumah Andrea Hirata yang masih ia tinggali hinga sekarang lengkap
dengan museun Kata Andrea Hirata.
“Fabiayi Ala Irabbikuma
Tukadziban”.,nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustai. Hanya kalimat ini yang sanggup mewakili
kebahagiaan ini. Adventure begins, ha..ha..ha..!!!
11 Mei 2015
Desa Lenggang, Kecamatan
Gantung, Belitung Timur
Baccarat | Five Card Poker - FEBCASINO.COM
BalasHapusFor the highest possible playing card, Baccarat combines two or more of the traditional games of traditional poker, with an added bonus of 실시간 바카라