Ilustrasi |
Babakan Raya
III, No. 40 adalah rumah kontrakan tempat kita memutuskan mendamparkan segala
perbekalan kita selama di Bogor. Kita yang terdiri atas saya, Fitrah, Janjang
dan Dik Fiq sendiri, bersepakat menyebut Babakan Raya III, No. 40 itu dengan
Wisma Celebes. Nama itupun atas usulmu, biar punya ciri khas sebagai orang
Sulawesi, alasanmu. Saya hanya
mengangguk saja sebagai tanda setuju atas usulmu. Itu 3 tahun yang lalu, 2012.
Kini Wisma
Celebes mulai tampak lengang. Pintu lebih sering tertutup rapat ketimbang
membiarkan cahaya dan angin pagi masuk bertandang, seperti yang sering kau
lakukan setiap pagi. Bukan berarti tak berpenghuni, ada saya di dalamnya dan
juga Janjang. Kami sedang belajar membiasakan
diri menerima kesunyian menjadi teman baru kami. Sudah seminggu kami belajar menerima sunyi
sejak kau memutuskan pulang kampung.
Sebetulnya bukan
Dik Fiq yang pertama pertama kali hengkang dari Wisma Celebes. Fitrah memilih beranjak dari sini setelah
hatinya terenggut oleh gadis minang itu.
Fitrah Berhasil dipersuami gadis minang itu sejak tahun lalu. Oh ya Fitrah, saya belum sempat mengucapkan
selamat menempuh hidup baru. Selamat yah
Fitrah dan Fiona telah berhasil menaklukkan ego dan memutuskan untuk melebur
menjadi satu. Semoga diberi bahtera
rumah tangga yang berkah yang dihiasi Qurrota a’yun (cahaya mata penyejuk jiwa:anak) yang
takwa. Amin..,
Tapi
kau, Dik Fiq berhasil menutupi rasa kehilangan atas Fitrah. Mungkin karena kau adalah yang paling bungsu
disini. Di setiap rumah kayaknya bungsu selalu
menghadirkan keceriaan dalam rumah itu. Mungkin
karena bungsu selalu membawa nuansa ingin bermain dan disayangi.
Saya
dan Janjang sedang berupaya keras disini menghadirkan banyak orang untuk mau
berkunjung di Wisma Celebes agar kembali ramai.
Semasa masih ada kau disini, mereka cukup rutin berkunjung. Kau menjadi motivasi yang kuat bagi mereka
untuk kesini. Dan semalam Dik Fiq, kami gagal lagi menghadirkan mereka, padahal
sudah ada iming-iming gorengan, snack dan aneka minuman, ha..ha..ha.
Janjang, Dik Fiq dan saya pada foto bareng terakhir |
Rasanya
tiga tahun kebersamaan terlewat begitu cepat.
Tapi tiga tahun sudah cukup membuat hati merasa kehilangan saat
perpisahan tiba. Mengapa tidak setelah
tiga tahun serumah, bahkan seranjang (eitss.,jangan negative thinking
ya..,) tentu akan membawa kesan berbeda jika tak serumah lagi. Yang tersisa tinggal kenangan yang terpasung
di setiap sudut-sudut rumah. Salah satunya
hasil perbuatanmu yang masih terpampang di dinding yang sampai hari ini masih
tidak saya mengerti apa maksudnya. Yang jelas banyak tulisan kriting-kriting
distu.,he..he..he.
Nampaknya
perpisahan menjadi guru terbaik untuk mengajarkan betapa berharganya pertemuan
dan kebersamaan.
Hari
ini kau berulang tahun Dik Fiq tapi tak kau rayakan lagi bersama kami. Selamat ulang tahun Dik Fiq, tiga tahun
terakhir sungguh luar biasa. Terima kasih
atas kebersamaan yang luar biasa itu.
Wisma Celebes Yang Sunyi,
17 Mei 2015
Pukul 09.00 WIB
0 komentar:
Posting Komentar